Monday, February 11, 2013

Fisiologi Hiu


Kulit
Kulit Hiu terdiri dari dua lapisan, epidermis di bagian luar dan dermis dibagian dalam. Epidermis terdiri dari sel sel mati yang diproduksi ooleh dermis, dan lapisan dermis itu sendiri terdiri dari jaringan ikat, serat otot, sel sel syaraf sensorik dan pembulu darah kapiler. Dermis juga merupakan landasan dasar dermal denticles yang menutupi kulit hiu. Dentikel adalah sekumpulan gigi gigi kecil yang menyerupai sisik yang mencuat kepermukaan kulit melalui jaringan epidermis, dan bagian terluar dari dentikel ditempati oleh email (bahan terluar pada lapisan gigi manusia), kemudian dentin dibawahnya, dan rongga pulpa dibagian tengah bersama sel sel syaraf dan pembuluh darah. Sama seperti gigi hiu, dentikel ini juga tanggal dan terus berganti selama masa hidupnya.
Bentuk dan orientasi dari dentikel tersebut, memungkinkan aliran air melewati tubuh hiu secara langsung, ini sangat berguna untuk meningkatkan efisiensi dan menguragi hambatan/gesekan (turbulensi) pada saat hiu berenang.


Kerangka
kerangka ikan hiu terdiri dari tulang rawan, ini adalah struktur yang fleksibel yang berkembang dengan hiu dan lebih ringan dari tulang sejati. Ini terdiri dari sel-sel khusus yang disebut kondrosit yang menghasilkan matriks ekstraselular dari serat kolagen, elastin, dan serat proteoglikan.
Tulang sejati pada dasarnya adalah tulang rawan yang telah dikeraskan oleh kalsifikasi mineral, di mana kristal kalsium memberikan kekerasan dan kekakuan ekstra. Pengapuran tidak terjadi di beberapa bagian hiu termasuk tulang belakang, gigi, bagian rahang, batang sirip  dan dentikel.

Pernapasan
Semua hiu memiliki 5-7 celah insang. Setiap lengkungan insang berisi filamen (jumbai ganda yang berbulu), terdiri dari lamellae yang seperti daun kecil. Lamellae ini mengandung kapiler, dimana darah mengalir melaluinya, oksigen dari air laut yang konsentrasinya relatif tinggi berdifusi dengan konsentrasi yang lebih rendah dalam darah dan karbon dioksida keluar melalui arah yang berlawana.
Sistem ini dioptimalkan oleh prinsip arus berlawanan; air masuk melalui ingsang dari depan ke belakang, darah mengalir didalam insang dari belakang ke depan, sehingga memberikan gradasi konsentrasi antara kandungan oksigen dalam air dan kandungan oksigen dalam darah.

Kelangsungan pasokan air ke insang disediakan baik oleh "ventilasi ram", saat hiu berenang ke depan air ditarik ke dalam mulut dan diperas keluar melalui celah insang atau "pompa buccal" pada hiu yang mendiami dasar laut yang sering dibantu oleh spirakel (terletak di belakang mata) yang merupakan vestigial pertama celah insang yang menyediakan darah beroksigen langsung ke mata dan otak. Pada beberapa hiu pelagis aktif (misalnya: Mako shortfin, Isurus oxyrinchus) yang sebagian kemampuan spirakelnya telah berkurang atau tidak ada dan kemampuan untuk secara aktif memompa air di insang telah hilang, sehingga mereka disebut "obligat ram ventilator" yang berarti hiu ini harus tetap berenang agar dapat bernafas.


Otot
Hiu memiliki 3 kelas otot utama:
  1. Otot Cardiac di jantung yang bekerja terus menerus.
  2. Otot Visceral / otot polos ditemukan di berbagai bagian internal seperti usus, arteri, ekskretoris, dan organ reproduksi. Kontraksi otot-otot ini memungkinkan organ dalam melalui bagian ini.
  3. Otot Rangka yang menggerakkan kerangka yang terdiri dari 2 jenis:
  • Otot Merah hadir di lapisan tipis di bawah kulit ikan hiu, ini bekerja dengan memecah lemak dalam tubuh hiu. Memiliki suplai darah yang baik dan memungkinkan hiu untuk berenang perlahan untuk waktu yang lama tanpa lelah.
  • Otot Putih bekerja dengan menggunakan energi dari pemecahan gula, memiliki suplai darah yang buruk dan hanya digunakan untuk berenang secara cepat namun singkat ketika mengejar mangsa atau menghindari bahaya.
Darah
Darah hiu terdiri dari 55 % plasma yang berisi: air (90%), protein terlarut, glukosa, mineral, hormon, gas, trombosit dan sel darah (eritrosit - sel darah merah, leukosit - sel darah putih dan trombosit). Sel darah merah mengandung hemoglobin, berfungsi mengikat oksigen yang akan dikirim ke seluruh tubuh hiu.
Sel darah putih bertanggung jawab untuk fungsi kekebalan tubuh dan mencakup:
  1. Limfosit, yang terdapat 2 jenis: limfosit B dan limfosit T, mereka membentuk 40-60% dari semua sel darah putih yang beredar.
  2. Granulosit, yang terdapat 3 jenis: heterophils, eosinofil dan basofil, ini bervariasi dalam ukuran, bentuk dan jumlah tergantung pada kondisi hiu saat ini, namun mereka umumnya merupakan 20-50%, 2-3%, dan kurang dari 1% masing-masing dari total sel darah putih.
  3. Monosit dan Makrofag merupakan sekitar 3% dari semua sel darah putih.
Trombosit diperkirakan berperan dalam pembekuan darah dan juga mungkin memiliki fungsi kekebalan tubuh tersebut membentuk hingga 20% dari sel darah hiu.

Kekebalan
Hiu memiliki 2 jenis kekebalan:
  1. Imunitas alami atau bawaan, ini menjadi garis pertahanan pertama terhadap serbuan patogen (sesuatu yang menyebabkan penyakit misalnya: bakteri atau virus). Hal ini sering disebut tidak-spesifik karena tidak tergantung pada peparan sebelumnya atau pengenalan molekul yang berbeda.
  2. Imunitas spesifik atau adaptif adalah ketika memori imunologi dihasilkan menyusul paparan awal untuk suatu patogen menular, sehingga jika patogen bertemu kembali sistem kekebalan tubuh dapat mengenali dan menyerang lebih cepat dan lebih efektif.

Suhu (Dalam tahap perampungan)

Gigi dan Rahang (Dalam tahap perampungan)

Organ Jantung Hiu (Dalam tahap perampungan)

Perut (Dalam tahap perampungan)

Hati (Dalam tahap perampungan)

Usus (Dalam tahap perampungan)

Ginjal (Dalam tahap perampungan)

Jaringan Lymphomyeloid (Dalam tahap perampungan)

Sistem Reproduksi: (Dalam tahap perampungan)
Jantan
Betina

Fertilisasi (Dalam tahap perampungan)

Virgin (Dalam tahap perampungan)

Penggerak (Dalam tahap perampungan)


0 comments: