Apa, Mengapa Dan Bagaimana,,!?
Hiu
adalah bagian penting dari ekosistem laut dan sangat disayangkan, penangkapan
ikan yang berlebihan telah menyebabkan banyak spesies hiu dalam bahaya
kepunahan. Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) mendaftar ketiga
jenis Thresher Shark (hiu perontok) di seluruh dunia dengan status rawan.
Status Mako Shark (Hiu Mako) telah bergeser dari hampir terancam menjadi rawan
dan Scalloped Hammerhead (Hiu Martil) berubah dari hampir terancam menjadi
terancam punah. Ini hanya sedikit spesies yang bisa berada dalam kesulitan, jika
praktik penangkapan ikan yang lebih ketat tidak diatur.
Hiu telah
ada selama ratusan juta tahun dan merupakan salah satu makhluk paling mematikan
di bumi. Deretan gigi-gigi tajam laksana pisau cukur, rahang yang mampu membuka
lebar, memungkinkan hiu untuk menghabisi mangsanya dengan mudah. Kendati
demikian, serangkaian indera yang bekerja secara berkesinambungan-lah yang
sesungguhnya menjadikan hiu sebagai pemburu sekaligus predator sejati.
Kemampuan untuk mendeteksi nada berfrekuensi rendah, dan setetes darah diantara
sekumpulan air. Selain itu dengan dua tambahan indera yang istimewa,
memungkinkan hiu untuk merasakan medan listrik dan getaran didalam air. Jadi,
gerakan sekecil apa pun juga, sangat mampu untuk memicu naluri predator sang
hiu.
Hiu mempunyai
kecenderungan untuk menyendiri, berenang dan berburu sendiri. Mereka terkadang
melakukan penjelajahan dalam suatu kawanan. Tetapi umumnya, Hiu berburu
sendiri. Mereka kadang-kadang mengikuti pola migrasi tahunan ikan-ikan dan
bahkan perahu nelayan dalam pencarian makan yang lebih mudah, tetapi hiu mampu
mencari makanan dalam segala kondisi. Bila makanan langka, mereka menggunakan
penyamaran seiring dengan kecepatannya yang menakjubkan untuk mengejutkan
mangsa, membuat pelarian hampir mustahil. Faktor kejutan penting untuk hiu, dengan
demikian mereka dapat mematikan mangsa dalam sekali gigitan, sehingga mereka
tidak perlu untuk membuang banyak tenaga.
Pemberitaan
media baik itu cetak maupun elektronik, bertanggung jawab penuh atas begitu
besarnya ketakutan orang-orang akan serangan hiu. Faktanya adalah, serangan hiu tanpa alasan
sangat jarang – media sengaja memblow up sedemikian rupa untuk menarik minat
pembaca lewat berita utama. Menurut
ISAF (International Shark Attack File) Sebuah lembaga yang mendata berbagai
serangan Hiu diseluruh dunia - Anda 30 kali lebih mungkin meninggal
akibat sambaran petir dibanding serangan hiu, anda juga lebih mungkin untuk meninggal
akibat sengatan tawon, lebah atau ular dari ikan hiu. Tapi karena pembuat film
Steven Spielberg mengangkat film "Jaws" ke layar lebar pada tahun
1975,dan beberapa media yang sengaja mengemas secara dramatis dan tragis berita
tentang serangan hiu, menjadikan para wisatawan menanamkan dibenak mereka
kerisauan berlebih akan adanya serangan hiu saat mereka sedang menikmati liburan
musim panas di pantai.
Tidak diragukan lagi bahwa hiu adalah salah satu makhluk yang
paling ditakuti di Bumi. Tetapi tidak banyak yang tahu kalau hiu merupakan
salah satu hewan yang paling menakjubkan dan canggih. Fosil tertua hiu yang
pernah ditemukan, berumur lebih dari 300 juta tahun. Itu menandakan bahwa hiu
telah ada sebelum dinosaurus. Dan beberapa spesies hiu yang ada, seperti
hornshark, memiliki karakteristik fisik dasar yang sama selama lebih dari 150
juta tahun. Para ilmuwan mengatakan ini rentan usia yang luar biasa bagi
perkembangan fisiologis hiu. Hiu dilengkapi dengan sejumlah karakteristik
khusus yang membuatnya sangat efektif, baik dalam hal berburu maupun bertahan
hidup.
Susunan
sirip memberikan kemampuan manuver yang luar biasa pada hiu. Mereka dapat
menjelajah dengan kecepatan tinggi, berhenti tiba-tiba dan melakukan manuver
tajam ke segala arah. Ini adalah salah satu alasan mengapa hiu adalah pemburu
yang efektif. Mereka bergerak lebih cepat dan dengan kontrol yang lebih besar
daripada mangsa mereka, hampir sepanjang waktu, mangsa ikan hiu bahkan tidak
tahu apa yang menyerangnya. Tentu saja, sebelum hiu bisa menyambar untuk
membunuh, ia harus mencari mangsanya terlebih dahulu.
Ketika
orang berpikir tentang hiu, mereka umumnya membayangkan binatang dengan sirip
yang menjulang pada punggung, tubuh berbentuk torpedo dan gigi besar tajam dari
hiu putih besar (Great White Shark) yang akrab bagi kebanyakan orang. Tapi
sebenarnya telah terdata lebih dari 450 spesies hiu yang hidup sejauh ini, dan
mereka sangat bervariasi dalam bentuk, ukuran dan penampilan. Bahkan, sekitar
50 persen dari spesies ikan hiu memiliki panjang yang kurang dari satu meter.
Jadi apa yang membuat manusia beranggapan bahwa hiu itu mengerikan?
Hiu,
bersama dengan pari dan chimeras, berbeda dari ikan lain terutama oleh
komposisi tubuh mereka. Kebanyakan ikan lain memiliki kerangka berupa tulang
sejati, seperti mamalia, reptil, amfibi dan burung. Hiu dan pari, memiliki
kerangka yang seluruhnya terbuat dari tulang rawan, bahan fleksibel yang sama
pada hidung dan telinga manusia. Tulang rawan ini kokoh seperti tulang, tetapi
memiliki kepadatan yang lebih rendah. Bahan ini membuat hiu relatif ringan,
sehingga mereka tidak tenggelam di laut dan mereka tidak perlu swim bladder (suatu
organ yang mirip kantung kemih dan berisi penuh udara dan gas) seperti pada
ikan lainnya.
Hiu juga
memiliki tekstur kulit yang sangat unik. Mereka tidak memiliki sisik besar yang
menonjol yang ditemukan pada ikan bertulang. Sebaliknya mereka ditutupi dengan sisik
yang lebih kecil, -seperti gigi yang disebut dentikel.
Seperti
ikan bertulang sejati, hiu bernapas dengan mengekstrak oksigen yang terlarut
dari air. Air masuk melalui mulut, melewati insang dan dikeluarkan melalui
celah insang di belakang kepala. Pada ikan bertulang sejati, ini celah yang
tertutup, tetapi pada kebanyakan hiu Anda dapat melihatnya dengan jelas. Ketika
air mengalir melalui lubang insang, melewati filamen kecil insang. Filamen ini
ditutupi dengan pembuluh darah kapiler mikroskopis, yang memiliki kandungan
oksigen lebih rendah dari air di sekitar mereka. Ketidakseimbangan ini
menyebabkan oksigen dalam air untuk berdifusi ke dalam aliran darah hiu, di
mana itu didistribusikan ke seluruh tubuh.
Beberapa
hiu memiliki sistem pompa insang, satu set otot yang menyedot air dan mendorong
melewati insang. Ini bekerja seperti paru-paru kita - hiu dapat terus
mengumpulkan oksigen ketika sedang dalam posisi diam. Kebanyakan hiu juga
mengekstrak oksigen dengan menggunakan ventilasi ram, melewati air melalui
insang dengan bergerak maju. Beberapa hiu yang sangat aktif hampir sepenuhnya
bergantung pada ventilasi ram yang berarti mereka terus bergerak hampir sepanjang
waktu!
Kebanyakan
ikan bertulang sejati memiliki swim bladder (kantung kemih khusus untuk
berenang) yang membantu mereka bergerak di dalam air. Ketika ikan membutuhkan
oksigen, ia dapat melepaskan sebagian dari gas tersebut ke dalam kandung kemih.
Hal ini meningkatkan daya apung ikan, sehingga naik melalui air. Untuk
tenggelam turun ke bawah, ikan memampatkan beberapa gas keluar dari kandung
kemih, yang menurukan daya apungnya. Dengan cara ini, ikan merupakan sesuatu
seperti halnya sebuah balon udara atau balon udara gas yang memanfaatkan daya
angkat ke atas dari daya apung atmosfer untuk mengubah ketinggian.
Sistem
pergerakan hiu mirip dengan mekanisme pergerakan pesawat. Dimana pesawat
memanfaatkan gerakan maju untuk mendorong udara disekitar sayap. Karena hiu
tidak mempunyai kantung kemih khusus untuk berenang, maka hiu menggunakan
gerakan kedepan untuk mengontrol posisi vertikal, hiu memfungsikan ekornya
seperti baling-baling. Untuk dapat bergerak maju, hiu mengayunkan ekornya dengan
berbagai cara. Pada kedua kasus, gerakan eleme- elemen menghasilkan daya
angkat. Meskipun menggunakan media yang berbeda –yaitu air dan udara, tetapi
prinsip kerjanya sama.
Hiu memiliki
dua set sirip yang terpasang pada sisi tubuh mereka, secara umum ini sama
seperti sayap utama dan sayap ekor horisontal dari pesawat. Hiu dapat
memposisikan sirip-siripnya pada sudut yang berbeda, untuk mengubah jalur perpindahan
air di sekitar mereka. Ketika siripnya dimiringkan ke atas, air mengalir
sehingga ada tekanan yang lebih besar di bawah sirip dibanding atasnya. Hal ini
menciptakan daya angkat ke atas. Ketika hiu memiringkan siripnya ke bawah, ada
tekanan yang lebih besar di atas sirip dibanding bawahnya. Hal ini mendorong
hiu ke bawah.
Hiu juga
memiliki satu atau dua sirip vertikal yang terletak di punggungnya dan
terkadang sirip anal vertikal di bawahnya. Sirip-sirip ini bekerja seperti
sayap stabilizer vertikal di pesawat terbang. Mereka membantu hiu menjaga
keseimbangan selama bergerak melintasi air dan mereka dapat dipindahkan dari
sisi ke sisi lainnya mengubah hiu kiri dan kanan.
Salah satu
alasan utama mengapa hiu dianggap sebagai predator yang efektif adalah indra
mereka tajam selaras. Awalnya, para ilmuwan berpikir hiu sebagai perenang
berhidung raksasa. Ketika perangkat penelitian terpasang pada lubang hidung hiu
di penangkaran, hiu mengalami kesulitan mencari mangsanya. Ini tampaknya
menunjukkan bahwa indera lain ikan hiu itu tidak bisa berkembang dalam indera
penciuman. Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa hiu benar-benar memiliki
beberapa indra yang akut, akan tetapi naluri hiu bergantung pada seluruh indera
yang bekerja secara bersama-sama. Ketika Anda salah satu dari indera tersebut dipisahkan, secara
signifikan menghambat kemampuan berburu hiu.
Hidung
pada hiu merupakan salah satu fitur yang paling mengesankan. Seiring dengan
pergerakan hiu, air mengalir melalui dua lubang hidung yang menghadap ke depan,
dan diposisikan disepanjang sisi moncong. Air masuk ke rongga hidung dan
bergerak melewati lipatan kulit yang ditutupi dengan sel sensorik. Pada
beberapa hiu, sel-sel sensitif dapat mendeteksi -bahkan jejak setetes darah di
dalam air. Great White Shark (hiu putih besar) misalnya, akan dapat mendeteksi
setetes darah di kolam renang ukuran Olimpiade. Sebagian besar hiu dapat
mendeteksi darah dan aroma bangkai hewan dari bermil-mil jauhnya.
Hal lain
yang menakjubkan tentang indera penciuman ikan hiu adalah bahwa hal itu
terarah. Rongga hidung ganda berfungsi seperti layaknya dua telinga manusia.
bau yang datang dari sisi kiri hiu akan tiba di rongga hidung sebelah kiri sesaat
sebelum tiba di rongga kanan hidungnya. Dengan cara ini, hiu dapat mengetahui
dari mana bau berasal dan bergerak menuju ke arah itu.
Hiu juga
memiliki indera pendengaran yang sangat tajam. Penelitian mengungkapkan bahwa
hiu dapat mendengar bunyi nada rendah yang jauh dibawah jangkauan pendengaran
manusia. Hiu juga mampu melacak sumber bunyi yang bermil-mil jauhnya, bahkan
mampu mendeteksi gelombang bunyi khas -yang dihasilkan dari kelepak hewan yang
terluka.
Kemampuan penglihatan
Hiu bervariasi dari spesies ke spesies. Beberapa hiu yang kurang aktif, yang
tinggal di dekat permukaan air tidak memiliki penglihatan yang cukup tajam,
sementara hiu yang tinggal di dasar laut memiliki mata yang sangat besar yang
memungkinkan mereka melihat dekat dalam kegelapan. Hampir semua hiu memiliki
area pandangan yang cukup luas, karena mata mereka ditempatkan pada setiap sisi
kepala.
Banyak
spesies hiu yang juga sangat bergantung pada indera pengecap. Sebelum hiu ini memakan
sesuatu, mereka akan memberikan "gigitan percobaan" pertama. Pucuk
cita rasa sensitif berkerumun di mulut menganalisis potensi makanan untuk
melihat apakah itu cocok. Hiu sering kali akan menolak mangsa yang ada di luar
pola makan umum mereka (seperti manusia), setelah gigitan pertama.
Selain
indera yang umum, hiu juga memiliki beberapa indera yang sepenuhnya sulit untuk
dapat kita mengerti. Ampullae of Lorenzini memberikan penerimaan elektro kepada
hiu. Ampullae of Lorenzini terdiri dari kelompok kecil sel reseptor elektrik
sensitif diposisikan di bawah kulit di kepala hiu. Sel-sel yang terhubung ke
pori-pori di permukaan kulit melalui tabung kecil berisi jelly. Para ilmuwan
masih belum memahami segala sesuatu tentang organ ampullary tersebut, tetapi
mereka tahu bahwa sensor tersebut memberi hiu kemampuan untuk
"melihat" medan listrik lemah yang dihasilkan oleh organisme hidup.
Kisaran electrosense tampaknya cukup terbatas hanya beberapa meter di depan
hidung hiu, tapi ini sudah cukup untuk mencari ikan dan mangsa lain yang bersembunyi
di dasar laut.
Organ
indera yang unik lainnya dari hiu adalah “Lateral Line” (Gurat Sisi). Gurat sisi
pada dasarnya merupakan rangkaian saluran berbentuk tabung di bawah kulit hiu.
Dua tabung utama berjalan di kedua sisi tubuh, dari kepala sampai ke ekornya.
Air mengalir ke dalam tabung utama melalui pori-pori di permukaan kulit. Bagian
dalam dari tabung utama yang berjajar dengan sesuatu seperti tonjolan rambut,
yang terhubung ke sel-sel sensorik. Ketika sesuatu datang didekat hiu, air yang
mengalir melalui saluran lateral yang bergerak bolak-balik ini merangsang
sel-sel sensorik, mengingatkan hiu untuk setiap mangsa potensial atau predator
di daerah tersebut.
Jika
berdiri sendiri, tidak ada organ-organ indera ikan hiu akan memadai untuk
berburu secara efektif. Tetapi kombinasi dari semua indera tersebut menjadikan
hiu sebagai predator yang tak tertandingi. Keberhasilan dari hiu ini terutama
disebabkan kemajuan fisiologis -mereka dirancang untuk menemukan makanan. Mereka
juga cukup bagus dalam menangkap makanan.
Mulut,
merupakan senjata nyata bagi hiu. Seperti sirip dan organ-organ indera, mulut
hiu merupakan adaptasi fisiologis yang sangat efektif, sangat cocok untuk
tugasnya. Gigi dan rahang adalah dua elemen yang membuat mulut hiu efektif.
Bentuk
gigi hiu sama seperti bentuk gigi predator darat. Sangat tajam hingga mampu
mencabik-cabik mangsanya. Hiu adalah karnivora eksklusif, sebagian besar dari
mereka tidak memerlukan penggiling . Beberapa hiu perairan dalam memiliki gigi
penggiling khusus untuk memecahkan cangkang, tapi hiu yang lebih aktif memiliki
gigi yang disesuaikan hanya untuk makan daging. Ada berbagai macam gigi ikan
hiu, hanya karena ada berbagai jenis ikan hiu. Gigi-gigi ini dapat dibagi
menjadi dua kategori umum.
Banyak
spesies hiu, seperti hiu goblin dan macan pasir, memiliki gigi tipis sangat
panjang. Struktur ini cocok untuk menangkap ikan kecil. Hiu itu membunuh ikan
seketika, dengan cara menusuk dengan gigitan tunggal. Kemudian menelan seluruh ikan.
Hiu yang
memburu mangsa yang lebih besar membutuhkan strategi yang berbeda dan jenis
gigi yang berbeda pula. Mereka mencabik mangsanya beberapa kali, melakukan
gigitan besar pada tubuh korban. Hiu yang termasuk kelompok ini meliputi sang
legenda Great White Shark, mereka memiliki gigi gergaji yang lebar. Gigi ini
dengan mudah mencabik potongan daging dan menghancurkan tulang yang keras. Banyak
hiu memiliki kombinasi gigi runcing yang panjang dan gigi gergaji yang lebar,
sehingga mereka dapat mencengkram mangsa di tempat sambil mereka memotongnya ke
dalam.
Gigi hiu
memiliki konsistensi dasar yang sama seperti gigi kita, tetapi mereka tidak
duduk di dalam mulut dengan cara yang sama. Gigi kita berdiam dalam soket
(gusi), dan tidak berganti setelah masa kanak-kanak. Gigi hiu yang melekat pada
jaringan lunak di rahang, dan jatuh sepanjang waktu. Ini sangat penting untuk
efektivitas hiu -gigi aus atau rusak terus diganti dengan yang baru, sehingga
efektivitasnya tetap terjaga. Dalam beberapa hiu, seperti putih besar (great white),
gigi ini tersusun dalam beberapa lajur.
Hiu
memiliki struktur rahang yang sangat unik, yang menjadikan mulut mereka senjata
yang sangat efektif. Pada kebanyakan hewan, rahang bawah bergerak dengan bebas
tapi rahang atas terpasang kuat ke tengkorak. Pada hiu, rahang atas terletak di
bawah tengkorak, tetapi dapat terlepas ketika hiu menyerang mangsanya. Ini
memungkinkan hiu mendorong maju seluruh mulut untuk meraih ke mangsanya.
Mobilitas rahang bervariasi di antara spesies yang berbeda, tetapi semua hiu
modern memiliki kemampuan ini.
Dalam
beberapa tahun terakhir, para ilmuwan telah menemukan banyak informasi baru
tentang fisiologi ikan hiu, tapi kehidupan sehari-hari hiu masih cukup
misterius. Sebagian besar spesies hiu sangat sulit dipelajari karena mereka
segera melakukan perjalanan menempuh jarak yang jauh, kadangkala jauh ke dalam
laut. Mereka hidup di dunia yang sebagian besar tidak dapat diakses oleh
manusia.
Kita tahu
bahwa sebagian besar hiu merupakan hewan penyendiri. Mereka biasanya hidup dan
berburu sendiri, bergabung dengan hiu lain hanya dalam keadaan tertentu,
seperti kawin. Namun sesekali, beberapa hiu akan membentuk kawanan. Para peneliti tidak begitu yakin mengapa hal
ini terjadi, karena sebenarnya hiu tidak memerlukan perlindungan terhadap
predator dan mereka tidak saling memakan dalam kawanan. Pada tahap ini, masih
belum jelas mengapa hiu bertindak seperti itu. Dalam kasus apapun, kejadian
tersebut sangat jarang. Hampir sepanjang waktu, hiu berenang sendirian.
Ketika
mereka berburu kebanyakan hiu mengandalkan unsur kejutan dalam beberapa cara.
Pada beberapa penyamaran hiu yang mendiami dasar, seperti berbagai spesies
wobbegong, ini merupakan latihan pasif. Hiu menunggu mangsa dengan membenamkan
diri kedasar laut. Ketika mendapati ikan cukup dekat, hiu membuka mulutnya
lebar-lebar dan menelan seluruh ikan.
Pada
pemburu yang aktif, unsur kejutan bekerja sedikit berbeda. Great White Shark
dan hiu lainnya yang memburu binatang yang lebih besar bergerak sangat
hati-hati saat mendekati mangsanya. Jika telah menemukan makanan yang
potensial, hiu akan mengitari pada jarak tertentu, memperhatikan situasi, Jika
sudah siap, hiu bergerak dengan cepat untuk mendaratkan gigitan yang bagus
sebelum korban menyadari apa yang terjadi. Biasanya, serangan pertama ini sudah
cukup untuk melumpuhkan mangsanya. Para peneliti telah mengamati Great White
Shark berperilaku seperti ini ketika berburu singa laut -mereka akan melakukan
satu gigitan yang baik, kemudian menunggu singa laut mati karena kehabisan
darah. Perburuan semacam ini menghabiskan banyak tenaga, sehingga spesies ini
biasanya hanya makan tidak lebih banyak dari dua kali dalam seminggu. Hiu yang
memakan mangsa yang lebih kecil biasanya makan beberapa kali dalam sehari.
Pada
kesempatan langka, hiu yang aktif akan bekerja sama dalam berburu. Para
peneliti telah mengamati fenomena ini terutama pada Sevengill Shark. Ketika hiu
tersebut berburu anjing laut yang besar, mereka mengandalkan kekuatan dalam
jumlah -satu anjing laut besar terlalu besar bagi seekor hiu untuk dilumpuhkan
sendiri. Hiu membentuk sebuah lingkaran lebar disekitar anjing laut, dan
perlahan-lahan bergerak masuk. Ketika mereka berada cukup dekat, salah satu hiu
akan tiba-tiba menyerang, dan sisanya akan mengikuti. Perilaku semacam ini
kadang terjadi pada spesies hiu lain, tetapi sangat jarang terjadi.
Para
ilmuwan juga mengetahui migrasi memainkan peran besar dalam kehidupan sebagian
besar spesies hiu. Alasan utama kebanyakan hiu bermigrasi adalah karena makanan
mereka bermigrasi. Hewan laut yang berbeda berkumpul di daerah tertentu
sepanjang tahun, untuk pembibitan, untuk bertelur dan alasan lainnya. Hiu
mengingat pola-pola tahunan ini dan kembali ke wilayah tersebut setiap tahun
untuk mengambil manfaat dari ledakan populasi. Hiu juga akan mengingat kegiatan
manusia jika menyangkut persediaan makanan. Banyak spesies berkumpul di
sekeliling kapal penangkap ikan, misalnya, karena mereka tahu nelayan mungkin
membuang umpan ekstra dan hasil tangkapan yang kecil.
Mengagumkan bukan..!? Yeah.. That's the reason, why I'm respect with sharks, the magnificent creatures..!! How about you ?
1 comments:
great !!! suka banget sama shark, tau ga tempat pelatihan mejadi seorang pelatih paus, aku tertarik dengan pekerjaan semacam itu, kita bisa bermain skaligus bekerja tapi sepertinya di Indonesia agak sulit menjangkaunya.
Post a Comment