Sunday, January 27, 2013

Hiu "Mahakarya Tuhan yang Mengagumkan"


Apa, Mengapa Dan Bagaimana,,!?

Hiu adalah bagian penting dari ekosistem laut dan sangat disayangkan, penangkapan ikan yang berlebihan telah menyebabkan banyak spesies hiu dalam bahaya kepunahan. Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) mendaftar ketiga jenis Thresher Shark (hiu perontok) di seluruh dunia dengan status rawan. Status Mako Shark (Hiu Mako) telah bergeser dari hampir terancam menjadi rawan dan Scalloped Hammerhead (Hiu Martil) berubah dari hampir terancam menjadi terancam punah. Ini hanya sedikit spesies yang bisa berada dalam kesulitan, jika praktik penangkapan ikan yang lebih ketat tidak diatur.

Hiu telah ada selama ratusan juta tahun dan merupakan salah satu makhluk paling mematikan di bumi. Deretan gigi-gigi tajam laksana pisau cukur, rahang yang mampu membuka lebar, memungkinkan hiu untuk menghabisi mangsanya dengan mudah. Kendati demikian, serangkaian indera yang bekerja secara berkesinambungan-lah yang sesungguhnya menjadikan hiu sebagai pemburu sekaligus predator sejati. Kemampuan untuk mendeteksi nada berfrekuensi rendah, dan setetes darah diantara sekumpulan air. Selain itu dengan dua tambahan indera yang istimewa, memungkinkan hiu untuk merasakan medan listrik dan getaran didalam air. Jadi, gerakan sekecil apa pun juga, sangat mampu untuk memicu naluri predator sang hiu.

Hiu mempunyai kecenderungan untuk menyendiri, berenang dan berburu sendiri. Mereka terkadang melakukan penjelajahan dalam suatu kawanan. Tetapi umumnya, Hiu berburu sendiri. Mereka kadang-kadang mengikuti pola migrasi tahunan ikan-ikan dan bahkan perahu nelayan dalam pencarian makan yang lebih mudah, tetapi hiu mampu mencari makanan dalam segala kondisi. Bila makanan langka, mereka menggunakan penyamaran seiring dengan kecepatannya yang menakjubkan untuk mengejutkan mangsa, membuat pelarian hampir mustahil. Faktor kejutan penting untuk hiu, dengan demikian mereka dapat mematikan mangsa dalam sekali gigitan, sehingga mereka tidak perlu untuk membuang banyak tenaga.
 
Pemberitaan media baik itu cetak maupun elektronik, bertanggung jawab penuh atas begitu besarnya ketakutan orang-orang akan serangan hiu.  Faktanya adalah, serangan hiu tanpa alasan sangat jarang – media sengaja memblow up sedemikian rupa untuk menarik minat pembaca lewat berita utama. Menurut ISAF (International Shark Attack File) Sebuah lembaga yang mendata berbagai serangan Hiu diseluruh dunia - Anda 30 kali lebih mungkin meninggal akibat sambaran petir dibanding serangan hiu, anda juga lebih mungkin untuk meninggal akibat sengatan tawon, lebah atau ular dari ikan hiu. Tapi karena pembuat film Steven Spielberg mengangkat film "Jaws" ke layar lebar pada tahun 1975,dan beberapa media yang sengaja mengemas secara dramatis dan tragis berita tentang serangan hiu, menjadikan para wisatawan menanamkan dibenak mereka kerisauan berlebih akan adanya serangan hiu saat mereka sedang menikmati liburan musim panas di pantai.

Tidak diragukan lagi bahwa hiu adalah salah satu makhluk yang paling ditakuti di Bumi. Tetapi tidak banyak yang tahu kalau hiu merupakan salah satu hewan yang paling menakjubkan dan canggih. Fosil tertua hiu yang pernah ditemukan, berumur lebih dari 300 juta tahun. Itu menandakan bahwa hiu telah ada sebelum dinosaurus. Dan beberapa spesies hiu yang ada, seperti hornshark, memiliki karakteristik fisik dasar yang sama selama lebih dari 150 juta tahun. Para ilmuwan mengatakan ini rentan usia yang luar biasa bagi perkembangan fisiologis hiu. Hiu dilengkapi dengan sejumlah karakteristik khusus yang membuatnya sangat efektif, baik dalam hal berburu maupun bertahan hidup.


Susunan sirip memberikan kemampuan manuver yang luar biasa pada hiu. Mereka dapat menjelajah dengan kecepatan tinggi, berhenti tiba-tiba dan melakukan manuver tajam ke segala arah. Ini adalah salah satu alasan mengapa hiu adalah pemburu yang efektif. Mereka bergerak lebih cepat dan dengan kontrol yang lebih besar daripada mangsa mereka, hampir sepanjang waktu, mangsa ikan hiu bahkan tidak tahu apa yang menyerangnya. Tentu saja, sebelum hiu bisa menyambar untuk membunuh, ia harus mencari mangsanya terlebih dahulu.


Ketika orang berpikir tentang hiu, mereka umumnya membayangkan binatang dengan sirip yang menjulang pada punggung, tubuh berbentuk torpedo dan gigi besar tajam dari hiu putih besar (Great White Shark) yang akrab bagi kebanyakan orang. Tapi sebenarnya telah terdata lebih dari 450 spesies hiu yang hidup sejauh ini, dan mereka sangat bervariasi dalam bentuk, ukuran dan penampilan. Bahkan, sekitar 50 persen dari spesies ikan hiu memiliki panjang yang kurang dari satu meter. Jadi apa yang membuat manusia beranggapan bahwa hiu itu mengerikan?

Hiu, bersama dengan pari dan chimeras, berbeda dari ikan lain terutama oleh komposisi tubuh mereka. Kebanyakan ikan lain memiliki kerangka berupa tulang sejati, seperti mamalia, reptil, amfibi dan burung. Hiu dan pari, memiliki kerangka yang seluruhnya terbuat dari tulang rawan, bahan fleksibel yang sama pada hidung dan telinga manusia. Tulang rawan ini kokoh seperti tulang, tetapi memiliki kepadatan yang lebih rendah. Bahan ini membuat hiu relatif ringan, sehingga mereka tidak tenggelam di laut dan mereka tidak perlu swim bladder (suatu organ yang mirip kantung kemih dan berisi penuh udara dan gas) seperti pada ikan lainnya.

Hiu juga memiliki tekstur kulit yang sangat unik. Mereka tidak memiliki sisik besar yang menonjol yang ditemukan pada ikan bertulang. Sebaliknya mereka ditutupi dengan sisik yang lebih kecil, -seperti gigi yang disebut dentikel.

Seperti ikan bertulang sejati, hiu bernapas dengan mengekstrak oksigen yang terlarut dari air. Air masuk melalui mulut, melewati insang dan dikeluarkan melalui celah insang di belakang kepala. Pada ikan bertulang sejati, ini celah yang tertutup, tetapi pada kebanyakan hiu Anda dapat melihatnya dengan jelas. Ketika air mengalir melalui lubang insang, melewati filamen kecil insang. Filamen ini ditutupi dengan pembuluh darah kapiler mikroskopis, yang memiliki kandungan oksigen lebih rendah dari air di sekitar mereka. Ketidakseimbangan ini menyebabkan oksigen dalam air untuk berdifusi ke dalam aliran darah hiu, di mana itu didistribusikan ke seluruh tubuh.

Beberapa hiu memiliki sistem pompa insang, satu set otot yang menyedot air dan mendorong melewati insang. Ini bekerja seperti paru-paru kita - hiu dapat terus mengumpulkan oksigen ketika sedang dalam posisi diam. Kebanyakan hiu juga mengekstrak oksigen dengan menggunakan ventilasi ram, melewati air melalui insang dengan bergerak maju. Beberapa hiu yang sangat aktif hampir sepenuhnya bergantung pada ventilasi ram yang berarti mereka terus bergerak hampir sepanjang waktu!

Kebanyakan ikan bertulang sejati memiliki swim bladder (kantung kemih khusus untuk berenang) yang membantu mereka bergerak di dalam air. Ketika ikan membutuhkan oksigen, ia dapat melepaskan sebagian dari gas tersebut ke dalam kandung kemih. Hal ini meningkatkan daya apung ikan, sehingga naik melalui air. Untuk tenggelam turun ke bawah, ikan memampatkan beberapa gas keluar dari kandung kemih, yang menurukan daya apungnya. Dengan cara ini, ikan merupakan sesuatu seperti halnya sebuah balon udara atau balon udara gas yang memanfaatkan daya angkat ke atas dari daya apung atmosfer untuk mengubah ketinggian.

Sistem pergerakan hiu mirip dengan mekanisme pergerakan pesawat. Dimana pesawat memanfaatkan gerakan maju untuk mendorong udara disekitar sayap. Karena hiu tidak mempunyai kantung kemih khusus untuk berenang, maka hiu menggunakan gerakan kedepan untuk mengontrol posisi vertikal, hiu memfungsikan ekornya seperti baling-baling. Untuk dapat bergerak maju, hiu mengayunkan ekornya dengan berbagai cara. Pada kedua kasus, gerakan eleme- elemen menghasilkan daya angkat. Meskipun menggunakan media yang berbeda –yaitu air dan udara, tetapi prinsip kerjanya sama.

Hiu memiliki dua set sirip yang terpasang pada sisi tubuh mereka, secara umum ini sama seperti sayap utama dan sayap ekor horisontal dari pesawat. Hiu dapat memposisikan sirip-siripnya pada sudut yang berbeda, untuk mengubah jalur perpindahan air di sekitar mereka. Ketika siripnya dimiringkan ke atas, air mengalir sehingga ada tekanan yang lebih besar di bawah sirip dibanding atasnya. Hal ini menciptakan daya angkat ke atas. Ketika hiu memiringkan siripnya ke bawah, ada tekanan yang lebih besar di atas sirip dibanding bawahnya. Hal ini mendorong hiu ke bawah.

Hiu juga memiliki satu atau dua sirip vertikal yang terletak di punggungnya dan terkadang sirip anal vertikal di bawahnya. Sirip-sirip ini bekerja seperti sayap stabilizer vertikal di pesawat terbang. Mereka membantu hiu menjaga keseimbangan selama bergerak melintasi air dan mereka dapat dipindahkan dari sisi ke sisi lainnya mengubah hiu kiri dan kanan.

Salah satu alasan utama mengapa hiu dianggap sebagai predator yang efektif adalah indra mereka tajam selaras. Awalnya, para ilmuwan berpikir hiu sebagai perenang berhidung raksasa. Ketika perangkat penelitian terpasang pada lubang hidung hiu di penangkaran, hiu mengalami kesulitan mencari mangsanya. Ini tampaknya menunjukkan bahwa indera lain ikan hiu itu tidak bisa berkembang dalam indera penciuman. Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa hiu benar-benar memiliki beberapa indra yang akut, akan tetapi naluri hiu bergantung pada seluruh indera yang bekerja secara bersama-sama. Ketika Anda salah satu dari indera tersebut dipisahkan, secara signifikan menghambat kemampuan berburu hiu.

Hidung pada hiu merupakan salah satu fitur yang paling mengesankan. Seiring dengan pergerakan hiu, air mengalir melalui dua lubang hidung yang menghadap ke depan, dan diposisikan disepanjang sisi moncong. Air masuk ke rongga hidung dan bergerak melewati lipatan kulit yang ditutupi dengan sel sensorik. Pada beberapa hiu, sel-sel sensitif dapat mendeteksi -bahkan jejak setetes darah di dalam air. Great White Shark (hiu putih besar) misalnya, akan dapat mendeteksi setetes darah di kolam renang ukuran Olimpiade. Sebagian besar hiu dapat mendeteksi darah dan aroma bangkai hewan dari bermil-mil jauhnya.

Hal lain yang menakjubkan tentang indera penciuman ikan hiu adalah bahwa hal itu terarah. Rongga hidung ganda berfungsi seperti layaknya dua telinga manusia. bau yang datang dari sisi kiri hiu akan tiba di rongga hidung sebelah kiri sesaat sebelum tiba di rongga kanan hidungnya. Dengan cara ini, hiu dapat mengetahui dari mana bau berasal dan bergerak menuju ke arah itu.

Hiu juga memiliki indera pendengaran yang sangat tajam. Penelitian mengungkapkan bahwa hiu dapat mendengar bunyi nada rendah yang jauh dibawah jangkauan pendengaran manusia. Hiu juga mampu melacak sumber bunyi yang bermil-mil jauhnya, bahkan mampu mendeteksi gelombang bunyi khas -yang dihasilkan dari kelepak hewan yang terluka.

Kemampuan penglihatan Hiu bervariasi dari spesies ke spesies. Beberapa hiu yang kurang aktif, yang tinggal di dekat permukaan air tidak memiliki penglihatan yang cukup tajam, sementara hiu yang tinggal di dasar laut memiliki mata yang sangat besar yang memungkinkan mereka melihat dekat dalam kegelapan. Hampir semua hiu memiliki area pandangan yang cukup luas, karena mata mereka ditempatkan pada setiap sisi kepala.

Banyak spesies hiu yang juga sangat bergantung pada indera pengecap. Sebelum hiu ini memakan sesuatu, mereka akan memberikan "gigitan percobaan" pertama. Pucuk cita rasa sensitif berkerumun di mulut menganalisis potensi makanan untuk melihat apakah itu cocok. Hiu sering kali akan menolak mangsa yang ada di luar pola makan umum mereka (seperti manusia), setelah gigitan pertama.

Selain indera yang umum, hiu juga memiliki beberapa indera yang sepenuhnya sulit untuk dapat kita mengerti. Ampullae of Lorenzini memberikan penerimaan elektro kepada hiu. Ampullae of Lorenzini terdiri dari kelompok kecil sel reseptor elektrik sensitif diposisikan di bawah kulit di kepala hiu. Sel-sel yang terhubung ke pori-pori di permukaan kulit melalui tabung kecil berisi jelly. Para ilmuwan masih belum memahami segala sesuatu tentang organ ampullary tersebut, tetapi mereka tahu bahwa sensor tersebut memberi hiu kemampuan untuk "melihat" medan listrik lemah yang dihasilkan oleh organisme hidup. Kisaran electrosense tampaknya cukup terbatas hanya beberapa meter di depan hidung hiu, tapi ini sudah cukup untuk mencari ikan dan mangsa lain yang bersembunyi di dasar laut.

Organ indera yang unik lainnya dari hiu adalah “Lateral Line” (Gurat Sisi). Gurat sisi pada dasarnya merupakan rangkaian saluran berbentuk tabung di bawah kulit hiu. Dua tabung utama berjalan di kedua sisi tubuh, dari kepala sampai ke ekornya. Air mengalir ke dalam tabung utama melalui pori-pori di permukaan kulit. Bagian dalam dari tabung utama yang berjajar dengan sesuatu seperti tonjolan rambut, yang terhubung ke sel-sel sensorik. Ketika sesuatu datang didekat hiu, air yang mengalir melalui saluran lateral yang bergerak bolak-balik ini merangsang sel-sel sensorik, mengingatkan hiu untuk setiap mangsa potensial atau predator di daerah tersebut.

Jika berdiri sendiri, tidak ada organ-organ indera ikan hiu akan memadai untuk berburu secara efektif. Tetapi kombinasi dari semua indera tersebut menjadikan hiu sebagai predator yang tak tertandingi. Keberhasilan dari hiu ini terutama disebabkan kemajuan fisiologis -mereka dirancang untuk menemukan makanan. Mereka juga cukup bagus dalam menangkap makanan.

Mulut, merupakan senjata nyata bagi hiu. Seperti sirip dan organ-organ indera, mulut hiu merupakan adaptasi fisiologis yang sangat efektif, sangat cocok untuk tugasnya. Gigi dan rahang adalah dua elemen yang membuat mulut hiu efektif.

Bentuk gigi hiu sama seperti bentuk gigi predator darat. Sangat tajam hingga mampu mencabik-cabik mangsanya. Hiu adalah karnivora eksklusif, sebagian besar dari mereka tidak memerlukan penggiling . Beberapa hiu perairan dalam memiliki gigi penggiling khusus untuk memecahkan cangkang, tapi hiu yang lebih aktif memiliki gigi yang disesuaikan hanya untuk makan daging. Ada berbagai macam gigi ikan hiu, hanya karena ada berbagai jenis ikan hiu. Gigi-gigi ini dapat dibagi menjadi dua kategori umum.

Banyak spesies hiu, seperti hiu goblin dan macan pasir, memiliki gigi tipis sangat panjang. Struktur ini cocok untuk menangkap ikan kecil. Hiu itu membunuh ikan seketika, dengan cara menusuk dengan gigitan tunggal. Kemudian menelan seluruh ikan.

Hiu yang memburu mangsa yang lebih besar membutuhkan strategi yang berbeda dan jenis gigi yang berbeda pula. Mereka mencabik mangsanya beberapa kali, melakukan gigitan besar pada tubuh korban. Hiu yang termasuk kelompok ini meliputi sang legenda Great White Shark, mereka memiliki gigi gergaji yang lebar. Gigi ini dengan mudah mencabik potongan daging dan menghancurkan tulang yang keras. Banyak hiu memiliki kombinasi gigi runcing yang panjang dan gigi gergaji yang lebar, sehingga mereka dapat mencengkram mangsa di tempat sambil mereka memotongnya ke dalam.

Gigi hiu memiliki konsistensi dasar yang sama seperti gigi kita, tetapi mereka tidak duduk di dalam mulut dengan cara yang sama. Gigi kita berdiam dalam soket (gusi), dan tidak berganti setelah masa kanak-kanak. Gigi hiu yang melekat pada jaringan lunak di rahang, dan jatuh sepanjang waktu. Ini sangat penting untuk efektivitas hiu -gigi aus atau rusak terus diganti dengan yang baru, sehingga efektivitasnya tetap terjaga. Dalam beberapa hiu, seperti putih besar (great white), gigi ini tersusun dalam beberapa lajur.

Hiu memiliki struktur rahang yang sangat unik, yang menjadikan mulut mereka senjata yang sangat efektif. Pada kebanyakan hewan, rahang bawah bergerak dengan bebas tapi rahang atas terpasang kuat ke tengkorak. Pada hiu, rahang atas terletak di bawah tengkorak, tetapi dapat terlepas ketika hiu menyerang mangsanya. Ini memungkinkan hiu mendorong maju seluruh mulut untuk meraih ke mangsanya. Mobilitas rahang bervariasi di antara spesies yang berbeda, tetapi semua hiu modern memiliki kemampuan ini.

Dalam beberapa tahun terakhir, para ilmuwan telah menemukan banyak informasi baru tentang fisiologi ikan hiu, tapi kehidupan sehari-hari hiu masih cukup misterius. Sebagian besar spesies hiu sangat sulit dipelajari karena mereka segera melakukan perjalanan menempuh jarak yang jauh, kadangkala jauh ke dalam laut. Mereka hidup di dunia yang sebagian besar tidak dapat diakses oleh manusia.

Kita tahu bahwa sebagian besar hiu merupakan hewan penyendiri. Mereka biasanya hidup dan berburu sendiri, bergabung dengan hiu lain hanya dalam keadaan tertentu, seperti kawin. Namun sesekali, beberapa hiu akan membentuk kawanan.  Para peneliti tidak begitu yakin mengapa hal ini terjadi, karena sebenarnya hiu tidak memerlukan perlindungan terhadap predator dan mereka tidak saling memakan dalam kawanan. Pada tahap ini, masih belum jelas mengapa hiu bertindak seperti itu. Dalam kasus apapun, kejadian tersebut sangat jarang. Hampir sepanjang waktu, hiu berenang sendirian.

Ketika mereka berburu kebanyakan hiu mengandalkan unsur kejutan dalam beberapa cara. Pada beberapa penyamaran hiu yang mendiami dasar, seperti berbagai spesies wobbegong, ini merupakan latihan pasif. Hiu menunggu mangsa dengan membenamkan diri kedasar laut. Ketika mendapati ikan cukup dekat, hiu membuka mulutnya lebar-lebar dan menelan seluruh ikan.

Pada pemburu yang aktif, unsur kejutan bekerja sedikit berbeda. Great White Shark dan hiu lainnya yang memburu binatang yang lebih besar bergerak sangat hati-hati saat mendekati mangsanya. Jika telah menemukan makanan yang potensial, hiu akan mengitari pada jarak tertentu, memperhatikan situasi, Jika sudah siap, hiu bergerak dengan cepat untuk mendaratkan gigitan yang bagus sebelum korban menyadari apa yang terjadi. Biasanya, serangan pertama ini sudah cukup untuk melumpuhkan mangsanya. Para peneliti telah mengamati Great White Shark berperilaku seperti ini ketika berburu singa laut -mereka akan melakukan satu gigitan yang baik, kemudian menunggu singa laut mati karena kehabisan darah. Perburuan semacam ini menghabiskan banyak tenaga, sehingga spesies ini biasanya hanya makan tidak lebih banyak dari dua kali dalam seminggu. Hiu yang memakan mangsa yang lebih kecil biasanya makan beberapa kali dalam sehari.

Pada kesempatan langka, hiu yang aktif akan bekerja sama dalam berburu. Para peneliti telah mengamati fenomena ini terutama pada Sevengill Shark. Ketika hiu tersebut berburu anjing laut yang besar, mereka mengandalkan kekuatan dalam jumlah -satu anjing laut besar terlalu besar bagi seekor hiu untuk dilumpuhkan sendiri. Hiu membentuk sebuah lingkaran lebar disekitar anjing laut, dan perlahan-lahan bergerak masuk. Ketika mereka berada cukup dekat, salah satu hiu akan tiba-tiba menyerang, dan sisanya akan mengikuti. Perilaku semacam ini kadang terjadi pada spesies hiu lain, tetapi sangat jarang terjadi.

Para ilmuwan juga mengetahui migrasi memainkan peran besar dalam kehidupan sebagian besar spesies hiu. Alasan utama kebanyakan hiu bermigrasi adalah karena makanan mereka bermigrasi. Hewan laut yang berbeda berkumpul di daerah tertentu sepanjang tahun, untuk pembibitan, untuk bertelur dan alasan lainnya. Hiu mengingat pola-pola tahunan ini dan kembali ke wilayah tersebut setiap tahun untuk mengambil manfaat dari ledakan populasi. Hiu juga akan mengingat kegiatan manusia jika menyangkut persediaan makanan. Banyak spesies berkumpul di sekeliling kapal penangkap ikan, misalnya, karena mereka tahu nelayan mungkin membuang umpan ekstra dan hasil tangkapan yang kecil.

Mengagumkan bukan..!? Yeah.. That's the reason, why I'm respect with sharks, the magnificent creatures..!! How about you ?


1 comments:

chihaskygirls said...

great !!! suka banget sama shark, tau ga tempat pelatihan mejadi seorang pelatih paus, aku tertarik dengan pekerjaan semacam itu, kita bisa bermain skaligus bekerja tapi sepertinya di Indonesia agak sulit menjangkaunya.